Integrasi Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini sumber daya manusia harus
mampu menyikapi perubahan dan persaingan yang setiap saat terjadi baik dari
segi kemampuan dan sikap karena kebanyakan sumber daya manusia sekarang ini
kurang pembinaan dan pengembangan. Sehingga integritas dan disiplin sangat
penting kepada sumber daya manusia agar kualitasnya meningkat dan
terjaga.Misalnya seorang pegawai agar prestasi seorang pegawai mengalami
peningkatan maka terlebih dahulu harus meningkatkan disiplin diri karena
merupakan salah satu kriteria untuk menjadi sukses karena arti disiplin itu
sendiri melakukan sesuatu hal secara teratur dan konsisten untuk mencapai
tujuan. Dan yang kedua adalah meningkatkan integrits diri karena Integritas
bukanlah apa yang dilakukan melainkan lebih kepada siapa diri sebenarnya pada
akhirnya akan menetapkan siapa dirinya dan bagaimana orang tersebut akan
memberikan tanggapan bahkan sebelum konflik muncul. Dengan kata lain lebih
ditekankan kepada profesionalisme sumber daya manusia .
Dalam peningkatan sumber daya
manusia tidak bisa dilepaskan dari kemauan, integritas dan disiplin. Kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan karyawan merupakan konsep kualitatif yang
mendukung berkembangya kemampuan sumber daya manusia.
Perusahaan
dapat mempertahankan karyawan yang berkinerja bagus dan memudahkan karyawan
yang performansinya biasa-biasa saja untuk memperbaiki diri sendiri. Disamping
itu, usaha mempertahankan karyawan dapat dilakukan melalui rewarding systems,
job security, pengembangan pelatihan dan karir, pemberdayaan dan memupuk sense
of belonging.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud integrasi ?
2. Apa
tujuan dan prinsip pengintegrasian ?
3. Bagaimana
karakteristik integrasi ?
4. Metode-metode
dalam integrasi?
5. Apa
itu metode Hubungan antar manusia?
6. Apa
itu metode Motivasi?
7. Apa
itu metode Kepemimpinan?
8. Apa
itu metode Collective Bargaining?
9. Apa
itu metode Kesepakatan Kerja Bersama?
10. Apa alasan
integrasi begitu penting dalam SDM perusahaan ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa itu arti integrasi.
2.
Untuk mengetahui karakteristik yang ada pada integrasi.
3. Untuk
mengetahui tujuan integrasi.
4. Untuk
mengetahui konsep integrasi.
5.
Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam integrasi.
6.
Untuk mengetahui
arti metode hubungan antar manusia
7.
Untuk mengetahui arti Metode Motivasi
8.
Untuk mengetahui arti metode Kepemimpinan
9.
Untuk mengetahui arti metode Collective Bargaining
10. Untuk mengetahui
arti metode Kesepakatan Kerja Bersama
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa
Inggris“integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan dan kata integrasi juga berasal dari kata sifat
latin integer (utuh.lengkap).
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Dalam konteks ini,
Integrasi adalah rasa bathin “keutuhan”
yang berasal dari kualitas seperti kejujuran dan konsistensi karakter.
Dengan demikian, orang dapat menilai bahwa orang lian “memiliki integritas”
sejauh mereka bertindak menurut, keyakinan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
mereka. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudaayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing.
Integritas memiliki 2 pengertian, yaitu :
Ø Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu
Ø Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten
sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi,
walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain,
“satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan
secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan
pihak lain.
Integritas (menurut kamus kompetensi) adalah
bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Memiliki
pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengaan kebijakan dan etika
tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
Integrasi adalah konsep konsistensi tindakan,
niali-nilai. Metode, langkah-langkah, prinsip , harapan, dan hasil. Dalam
etika, integrasi dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau akurasi dari
tindakan seseorang. Integritas dapat dianggap sebagai kebalikan dari
kemunafikan, dalam bahwa hal konsistensi internal sebagai kebajikan dan
menunjukan bahwa ternyata pihak yang memiliki nilai-nilai yang bersengketa
harus menjelaskan perbedaan itu atau mengubah kepercayaan mereka.
Integritas adalah fondasi yang diperlukan sistem
apapun berdasarkan supremasi hukum dan objektivitas dan merupakan salah satu
yang paling penting dan sering mengutip istilah kebajikan.
2.2 Tujuan
Pengintegrasian dan Prisnsip
Integrasi
Ø Tujuan Integrasi
Tujuan pengintegrasian
adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya
tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.
Ø Prinsip Integrasi
Menciptakan kerjasama yang baik
dan saling menguntungkan.
2.3 Karakteristik
Integrasi
Ada sepuluh
karakteristik integritas yaitu :
a.
Akan menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting.
Agar memiliki keunggulan integritas, maka kita tidak
boleh berbohong dalam hal kecil. Dan sebagai hasilnya, anda tidak akan tergoda
akan hal-hal yang lebih besar, seperti kekuasaan, prestise, atau uang. Hal yang
penting juga, sebagai seorang yang berintegritas, kita akan setia pada nilai
moral internal kita, bahkan bila hal itu tidak terjadi, berarti kita harus
berhadapan dengan resiko kehilangan tempat ternyaman di dunia.
b.
Akan menemukan yang benar ( saat yang lain belum
menemukannya)
Untuk
mendapatkan keunggulan integritas, kita tidak boleh mengambil keputusan
sendiri. Kita juga harus mengajukan pertanyaan, menerima saran, berefleksi, dan
melihat jauh kedepan. Pastikan bahwa kita mengambil keputusan yang tidak
bertentangan dengan kode integritas pribadi.
c.
Bertanggung jawab
Untuk
memiliki keunggulan integritas, kita harus sadar bahwa pencarian integritas
merupakan bagian ynag integral dari kepemimpinan. Kita harus bersikap terbuka
dan jujur. Menceritakan yang baik maupun yang buruk secara lengkap. Kita
berbagi semua informasi yang penting, tidak hanya informasi yang menguntungkan
kita. Kita juga harus mengaku jika berbuat salah, meminta maaf dan
memperbaikinya.
d.
Menciptakan budaya kepercayaan
Dengan
memiliki keunggulan integritas, kita akan mampu menciptakan lingkungan kerja
yang benar, yakni lingkungan yang tidak menguji integritas pribadi karyawan
atau rekan kerjanya. Kita akan memperkuat integrasi itu melalui prinsip, contoh
dan teladan pribadi.
e.
Menepati janji
Karyawan
tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak mereka percayai. Atasan
tidak akan mempekerjakan atau mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai.
Klien tidak akan mengambil produk dari pemasok yang tidak mereka percayai. Maka
untuk memperoleh keunggulan integritas, kita perlu berlaku penuh dengan
integritas guna memperoleh kepercyaan.
f.
Kita perlu mendapatkan kebaikan yang lebih besar
Untuk
memiliki keunggulan integritas, kita harus berkomitmen sangat keras untuk
memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat kita bekerja. Kita harus
memperdulikan perusahaan, produk serta layanan kita, dan khususnya teman satu
tim kita. Karena melalui kerja , kita akan memperoleh perasaan tentang adanya
tujuan yang lebih dalam.
g.
Jujur namun tetap rendah hati
Untuk
memiliki keunggula integritas, anda tidak perlu memproklamasikan kebaikan dan
kejujuran anda. Itu seperti menyombongkan kerendahan hati anda. Anda harusnya
mebuat tindakan yang lebih keras dari pada kata-kata anda.
h.
Bertindak seperti sedang diawasi
Untuk
memiliki keunggulan integritas, kita perlu berfikir bahwa setiap tindakan kita
itu selalu diawasi. Kita perlu memastikan bahwa integritas kita itu diteruskan
ke generasi-generasi mendatang melalui teladan yang kita berikan.
i.
Mempekerjakan integritas
Untuk
memiliki keunggulan integritas, kita perlu mempekerjakan dsn mengelilingi diri
dengan orang-orang yang berintegritas tinggi. Kita harus mempromosikan orang
yang memperlihatkan kemampuannya kepada kita untuk dipercaya.
j.
Konsisten
Untuk memiliki
kemampuan integritas, kita harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup kita mencerminkan keutuhan dan keselarasan
antara nilai dan tindakan.
2.4 Metode Pengintegrasian
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah
sebagai berikut :
1.
Hubungan Antar Manusia (Human Relation)
2.
Motivasi (Motivasion)
3.
Kepemimpinan (Leadership)
4.
Kesepakatan Kerja Bersama
(KKB)
5.
Collective Bargaining
2.5 MetodeHubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia (human relations) adalah hubungan
kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur
keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah
menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerjasama yang produktif dan
kreatif untuk mencapai sasaran bersama.
Manajer hendaknya terbuka serta mendorong partisipasi dan
keberanian para bawahan untuk menyampaikan pendapat dan keluhan-keluhannya. Ini
akan tercipta dengan memanfaatkan komunikasi dua arah (two-way traffic), formal
atau informal, vertical ataupun horizontal, sehingga terdapat saling pengertian
dan penghayatan mengenai kebijakan yang diambil. Dengan cara ini bawahan merasa
mendapat pengakuan dan perlakuan yang baik sehingga mendorong mereka untuk
berpartisipasi aktif dan menyelesaikan pekerjannya dengan antusias. Manajer
dalam menciptakan hubungan antar manusia (human relation) hendaknya memahami
masalah “kepribadian dan perilaku” dari setiap individu bawahannya.
Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relative tetap
dan sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan, sosial, kebudayaan dan
lingkungan. Serangkaian variabel ini yang menentukan persamaan dan perbedaan
dalam perilaku sesesorang individu. Kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi
kepribadian seseorang adalah kekuatan keturunan, kekuatan budaya, kekuatan
hubungan keluarga dan kelas sosial atau pendidikan dan kekuatan lain dari
anggota kelompok.
Teori kepribadian antara
lain sebagai berikut :
1.
Teori Sifat (traitist theories)
Sifat atau
ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan
dan merupakan sumber keunikan indvidu. Ciri atau sifat cenderung dapat diduga
sebagai pengarah perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.
Selanjutnya , ciri itu menghasilkan perilaku yang konsisten karena merupakan
sifat yang tetap dan jangkauannya umum serta luas.
Kelemahan
teori sifat ini misalnya sifat pendiam, periang, menyendiri dan ramah-tamah
belum pasti menunjukan kepribadian individu yang sama pada setiap situasi,
karena perilaku individu masih dipengaruhi oleh lingkungan.
2.
Teori Psikodinamis (psychodynamic theories)
Teori ini
menyatakan bahwa kehidupan waktu kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perilaku orang setelah menjadi dewasa.Teori ini menjadi daya pendorong untuk
meneliti perkembangan anak, bagaimana mengembalikan orang pada jalan yang tepat
menuju berfungsinya kepribadian yang efektif.
3.
Teori Humanistis (humanistis theories)
Pendekatan humanistis
terhadap pemahaman kepribadian memberi tekanana pada perkembangan dan
perwujudan diri individu. Teori ini menekankan pentingnya cara mempersepsikan
dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya.
2.6 Metode Motivasi
Motivasi mempersoalkan
bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan ynag telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil
yang optimal.
G.R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada
diri sesorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
·
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan
·
Meningkatkan
produktivitas kinerja karyawan
·
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan
·
Meningkatkan
kedisiplinan karyawan
·
Mengefektifkan
pengadaan karyawan
·
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik
·
Meningktakan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
·
Meningkatkan
tingkat kesejahteraan karyawan
·
Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
·
Meningkatkan
efisien penggunaan alat-alat dan bahan baku
Asas-asas
Motivasi :
a.
Asas
Mengikutsertakan
Asas mengikutsertakan
maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan
kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
b.
Asas
Komunikasi
Asas komunikasi maksudnys
menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara
mengerjakannya dan kendala yang di hdapi.
c.
Asas
Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya
memberikan penghargaan dan pengakuan yang cepat serta wajar kepada bawahan atas
prestasi kerja yang dicapainya.
d.
Asas
Wewenang yang Didelegasikan
Yang dimaksud asas wewenang
yang didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan
karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan
tugas-tugas itu dengan baik.
e.
Asas
Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi
bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan diamping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
Model-model
Motivasi
Model motivasi berkembang dari teori
klasik(tradisional) menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban
dan ilmu pengetahuan. Perbandingan antara teori klasik dan teori modern antara
lain sebagai berikut :
1)
Teori
Klasik menitikberatkan pada analisis dan penguraian(spesialisasi), sedangkan
teori modern penegasanya terletak pada keterpaduan dan perencanaan serta
menyajikan seluruh pandangan yang dibutuhkan.
2)
Teori
klasik secara tidak langsung telah menyatakan unidimensi bahwa jika sesuatu
merupakan sebuah benda maka benda tersebut tidak dapat menjadi benda kedua.
Sedangkan teori modern biasanya memanfaatkan suatu pandangan yang multidimensi.
Misalnya motivasi bukan saja untuk memenuhi kebutuhan fisik , tetapi juga harus
memberi kepuasan rohani.
Konsep
Model Motivasi
a)
Model
Tradisonal
Model ini mengemukakan
bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah kerjanya meningkat , perlu
diterapkan sistem intensif, yaitu memberikan intensif (uang/barang) kepada
karyawan yang berprestasi baik.
b)
Model
Hubungan Manusia
Model ini mengemukakan
bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya meningkat ialah dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
c)
Model
Sumber Daya Manusia
Model ini mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi
oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang atau keinginan akan kepuasan,
tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Metode
motivasi terdiri dari :
Ø
Metode
Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah (materiil
& non materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu
karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
Ø
Metode
Tidak Langsung(Indirect Motivation)
Metode tidak langsung adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang
gairah kerja atau keancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya.
Jenis-Jenis
Motivasi
Ø
Motivasi
Positif
Motivasi positif maksudnya
manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berprestasi atau prestasi standar.
Ø
Motivasi
Negatif
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi
bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman.
Teori-Teori
Motivasi
v Teori Kepuasan
Teori kepuasan berdasrkan pendekatannya
atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak
serta berprilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada
faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya.
v Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow
Teori
ini dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954) mengemukakan bahwa kebutuhan
individu dapat disusun dalam suatu hierarki. Hierarki kebutuhan yang paling
tinggi adalah kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan.
a. Physiological (fisiologis)
Kebutuhan
fisiologis sering kali disebut sebagai kebutuhan dasar. Kebutuhan fisiologis
antara lain meliputi sandang, papan, kebutuhan biologis lainnya.
b. Safety (rasa aman)
Kebutuhan
rasa aman antara lain meliputi keamanan dan perlindungan dari gangguan, baik
gangguan yang bersifat fisik maupun emosional.
c. Social (sosial)
Kebutuhan
sosial antara lain meliputi cinta kasih, rasa memiliki, penerimaan sosial dan
perkawanan.
d. Esteem (Penghargaan)
Terbagi
atas dua jenis yaitu internal esteem, faktornya adalah
menghargai diri sendiri dan otonomi. Jenis kedua yaitu external esteem,
faktornya adalah kebutuhan penghargaan yang diberikan pihak eksternal kepada
seseorang antara lain berupa status, pengakuan, dan perhatian.
e. Self-actualization (aktualisasi diri)
Merupakan
dorongan pada diri sendiri untuk menjad orang yang memiliki
kemampuan andal, yaitu antara lain terkait dengan kebutuhan untuk
berkembang, pencapain potensi diri maupun pemenuhan keinginan dari diri
sendiri.
Kebaikan
dan kelemahan Maslow atau hierarki kebutuhan antara lain adalah sebagai berikut
:
Kebaikannya
:
a. Manajer mengetahui bahwa
seseorang berprilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhannya,
materil dan non materil yang akan memberi kepuasan kepadanya.
b. Kebutuhan manusia
berjenjang sesuia dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang
berkedudukan rendah cenderung dimotivasi oleh materil, sedang orang yang
berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmateril.
c. Manajer akan lebih mudah
memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja
bawahannya.
Kelemahannya
:
a. Kebutuhan manusia
menurut teori ini adalah berjenjang, tetapi dalam kenyataannya manusia
menginginkan tercapai sekaligus dan dan kebutuhan manusia ini merupakan siklus,
seperti lapar-makan-lapar lagi-makan dan seterusnya.
b. Walaupun teori ini
terpopuler, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya karena Maslow
mengambarkannya hanya atas dasar pengamatannya saja.
v Teori Motivasi Proses
Teori motivasi proses pada
dasarnya berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan,
memelihara dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja
sesuai dengan keinginan manajer.
v Teori Pengukuhan
Teori ini berdasarkan atas
hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi, Misalnya,
promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan .
v Teori X dan tori Y. Mc.
Gregor
Douglas
Mc. Gregor adalah seorang psikologi sosial Amerika yang memimpin suatu varietas
proyek riset dalam hal motivasi dan tingkah laku umum dari para
anggota organisasi. Douglas Mc. Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y
dalam bukunya The Human Side of Enterprisei.
Teori X
Menurut
teori X untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang
ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh-sungguh. Jenis
motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni dengan
menunjukan hukum yang keras. Tipe kepemimpinannya adalah berorientasi pada
prestasi kerja.
Teori Y
Menurut
teori Y untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkata
prestasi karyawan, kerjasama, dan keterikata pada keputusan. Douglas Mc. Gregor
memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi apabila mengantikan
pengawasan dan pengarahan dengan integrasi dan kerjasama serta karyawan ikut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Manusia tipe X adalah orang yang malas dan
atau bekerja pasif, senang menghindari tanggung jawab dan tidak mempunyai
kemampuan untuk mandiri.
Douglas
Mc. Gregor beransumsi bahwa ada perbedaan antara Manusia tipe X dan tipe Y.
Manusia tipe X adalah orang yang malas dan atau bekerja pasif, senang
menghindari tanggung jawab dan tidak mempunyai kemampuan
untuk mandiri. Manusia tipe Y adalah manusia yang rajin belajar atau
bekerja, bertanggung jawab, dan mampu mengandalkan dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan.
2.7 Metode
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership)
yang ditetapkan oleh seorang manager dalam organisasi dapat menciptakan
integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai
sasaran yang maksimal.
Kepemimpinan adalah cara
seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan Pancasila adalah
kepemimpinan yang memiliki jiwa pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk
membawa serta dan memimpin masyarakat lingkungan kedalam kesadaran kehidupan
dan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.Aspek kepemimpinan pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam
menghayati dan mengamalkan pancasila. Semangat kekeluargaan merupakan unsur
penting dari kepemimpinan pancasila.
Gaya kepemimpinan antara lain :
Ø Kepemimpinan Ortoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika
kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau
kalangan pimpinan itu menganut sistem sentralisas wewenang.
Orientasi kepemimpinannya
difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang
memperhatikan perasaan kesejahteraan bawahan. Kepemimpinan ini menganut satu system
manajemen tertutup(closed management) kurang menginformasikan keadaan
perusahaan para bawahannya.
Ø Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisifatif adalah apabila dalam
kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang
serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan
gaya partisifatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan
demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab
yang lebih besar.
Ø Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila
seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap.
Pemimpin ini tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan
pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pimpinan tidak akan membuat
peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya
sedikit melakukan kontak dengan karyawannya. Dalam hal ini, karyawan dituntut
memiliki kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan kematangan
psikologis(kemauan).
Ø Kepemimpinan Situasional
Model yang dikembangkan Hensey
dan Blanchard ini pada awalnya mengacu pada pendekatan teori situasional yang
menekankan perilaku pemimpin dan merupakan model praktis yang dapat digunakan
manajer, tenaga pemasaran, guru, atau orangtua untuk membuat keputusan dari
waktu ke waktu secara efektif dalam rangka mempengaruhi orang lain.
Fokus pendekatan situasional
terhadap kepemimpinan terletak pada perilaku yang di observasi atau perilaku
nyata yang terlihat, bukan pada kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa
sejak lahir.
2.8 Metode Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
Kespakatan Kerja Bersama (KKB) berperan
penting dalam menciptakan pengintegrasian, membina kerjasama dan menghindarkan
terjadinya konflik dalam perusahaan. Kesepakatan kerja bersama pertama-tama
lahir di inggris pada tahun 1824 yang dibuat antara serikat pekerja tambang
dengan pengusaha batu bara di wales. Di Negara barat lainnya ksepakatan kerja
bersama baru diselenggarakan pada pertengahan abad 19.
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat
pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Peraturan-peraturan yang mendasari diperlukannya KKB/PKB
antara lain adalah:
·
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
·
UU No. 1 Tahun 1954 tentang Perjajian
Perburuhan Antara Serikat Buruh dan Majikan
·
UU No. 18 Tahun 1956 tentang Persetujuan
Konvensi ILO No. 98 mengenai Berlakunya Dasar-dasar daripada Hak Untuk
Berorganisasi dan Berunding Bersama
·
PP No.49 Tahun 1954 tentang Cara
Membuat dan Mengatur Perjanjian Perburuhan
·
Kepmenaker No.Per-01/MEN/1985 tentang
Pelaksanaan Tata Cara Pembuatan Kesepakatan Kerja Bersama
Manfaat kesepakatan
kerja bersama
Diadakannya
kesepakatan kerja bersama antara pekerja dan pengusaha mempunyai tujuan sebagai
berikut:
Kepastian hak dan
kewajiban
§ Dengan kesepakatan kerja bersama akan
tercipta suatu kepastian dalam segala hal yang berhubungan masalah hubungan
industrial antara kedua belah pihak.
§ Kesepakatan kerja bersama memberikan
kepastian tercapainya pemenuhan hak dan kewajiban timbal balik antara pekerja
dan pengusaha yang telah mereka setujui bersama sebelumnya.
Menciptakan
semangat kerja
§ Kesepakatan kerja bersama dapat menghindarkan
berbagai kemungkinan kesewenang-wenangan dan tindakan merugikan dari pihak yang
satu terhadap pihak yang lain dalam hal pelaksanaan hak an kewajiban masing
masing.
§ Kesepakatan kerja bersama dapat menciptakan
suasana dan semangat para kerja pihak dan menjauhkannya dari berbagai ketidak
jelasan.
Peningkatan
Produktivitas Kerja
§ Mengadakan
atau mengurangi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan
pada khususnya dan memberikan kontribusi pada pembangunan nasional karena
terciptanya ketenangan kerja (Industrial Peace).
§ Perjanjian
kerja bersama juga dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja dengan
mengurangi terjadinya perselisihan-perselisihan industrial.
Mengembangkan Musyawarah untuk Mufakat
§ Perjanjian
kerja bersama juga dapat menciptakan suasana musyawarah dan kekeluargaan karena
perjanjian kerja bersama dibuat melalui suatu perundingan yang mendalam antara
serikat pekerja dan pengusaha.
§ Dengan
berkembangnya perjanjian kerja bersama dapat memperoleh data dan informasi
keadaan hubungan kerja dan hubungan industrial secara nyata sehingga akan dapat
memudahkan pembuatan pola-pola dan standarisasi Perjanjian Kerja Bersama secara
sektoral, regional maupun nasional.
2.9
Metode Collective Bargaining
Collective Bargaining
adalah adanya perundingan antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat
buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang menyangkut
kepentingan perusahaan dan kepentingan buruh. Collective bargaining didasarkan
atas perundingan yang berarti adu kekuatan, siapa yang mempunyai posisi kuat
maka dialah yang banyak menentukan keputusan.
Menurut Mondy & Noe (2005) perundingan kolektif adalah sebuah proses di
mana wakil organisasi pekerja dan wakil organisasi bisnis bertemu dan mencoba
untuk menegosiasikan kontrak atau perjanjian yang menentukan hubungan serikat
pekerja dengan pihak perusahaan. Empat struktur
perundingan yang utama adalah:
1. Satu perusahaan
dengan satu serikat pekerja
2. Beberapa
perusahaan berhadapan dengan serikat pekerja.
3. Beberapa serikat
pekerja berhadapan dengan satu perusahaan.
4. Beberapa perusahaan
yang berhadapan dengan beberapa serikat pekerja.
Sebagian besar kontrak perundingan
kolektif dilakukan dengan jenis pertama. Kesepakatan kerjasama sangat penting dalam
menciptakan integrasi, dan membina kerjasama untuk menghindari terjadinya
konflik yang tidak berfungsi dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan
organisasi dengan efektif.
Proses Perundingan Kolektif
Proses Perundingan Kolektif yang diilustrasikan dalam
gambar 1, dapat dijelaskan seperti berikut ini:
1.
Langkah pertama dalam proses
perundingan kolektif adalah mempersiapkan negosiasi. Langkah ini sangat luas
dan berkelanjutan.
2.
Langkah kedua adalah menetapkan
isu-isu yang akan dirundingkan
3.
Setelah
isu-isu yang akan dinegosiasikan ditetapkan, kedua belah
pihak untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak.
4.
Baik serikat
pekerja maupun manajemen perusahaan memiliki alat dan argumen yang dapat
digunakan untuk meyakinkan pihak lain agar menerima pandangan mereka, supaya
negosiasi berhasil.
5.
Akhirnya,
manajemen perusahaan dan
serikat pekerja biasanya mencapai kesepakatan yang
menetapkan aturan main untuk durasi sebuah kontrak
6.
Langkah berikutnya adalah
meratifikasi perjanjian. Catatan umpan
balik terdapat dalam kesepakatan.
7.
Mengadministrasikan
kesepakatan, yang nantinya akan dipakai untuk mempersiapkan negosiasi
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
Pengintegrasian adalah
kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar
tercipta kerjasama yang memberikan kepuasan. Usaha untuk pengintegrasian
dilakukan melalui hubungan antarmanusia (human relation), motivasi,
kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB) dan Collective Bargaining.
Hubungan antar manusia
(human relation) akan tercipta serta terpelihara dengan baik, jika ada
kesediaan melebur sebagian keinginan individu demi tercapainya kepentingan bersama
yang didasarkan atas saling pengertian, saling menghargai, hormat- menghormati,
toleransi, menghargai pengorbanan, dan peranan yang diberikan setiap individu
anggota kelompok atau karyawan.
Asa motivasi yang
diterapkan harus dapat meningkatkan produktivitas kerja dan memberikan kepuasan
kepada karyawan. Produktivitas kerja adalah perbandingan hasil (output) dengan
yang masuk (input), dan produksi yang dihasilkan harus mempunyai nilai tambah.
Dalam memotivasi para bawahan, manajer hendaknya menyediakan peralatan,
menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan kesempatan untuk
promosi.
Kepemimpinan, tidak
ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk yang penting asal tujuan
tercapai dengan baik. Ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh
faktor-faktor : tujuan, pengikut (bawahan), organisasi karakter pemimpin, dan
situasi yang ada.
Untuk menciptakan dan
membina integrasi yang baik dalam perusahaan dapat diusahakan dengan human
relation, motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB), dan
collective bargaining melalui peranan komunikasi dua arah.
Apabila terciptanya
dan terbina integrasi yang baik dalam perusahaan, semangat kerja, loyalitas,
dan partisipasi karyawan akan meningkatkan sehingga tujuan optimal dan kepuasan
semua pihak tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr. P. Siagian Sondang.1996. Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi
1.Bumi Aksara: Jakarta.
Handoko, T. Hani, Manajemen
Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta,
1987.
Tutus, Moh. Agus, Drs., Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku
Panduan Mahasiswa, Cetakan Keempat,
Penerbit PT. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 1995
Hasibuan,
Malayu S.P, Edisi Revisi, Managemen
Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Comments
Post a Comment